Sahabat Selamanya

Memang, mereka adalah sahabat. Mereka bagaikan “cincin dan permata” kemana-mana selalu bersama. Pantas, teman-temannya menjulukinya sebagai saudara kembar. Disitu ada Mery, di situ pula ada Rina.

Namun, sebelum mereka menjadi sahabt, mereka sering bertengkar. Masalah kecil dibesar-besarkan oleh mereka. Dalam peribahasa jawa “KRIWIKAN DADI GROJOKAN”. Kalau mereka bertengkar, mereka sulit untuk akur, karena tidak ada yang mau mengalah. Teman-temannya menjulukinya bagikan kucing dan anjing. Namun anehnya, tidak lama mereka bertengkar. Akhirnya mereka akur dan begitu seterusnya kalau mereka bertengkar, tiada hari yang tak terlewatkan untuk bertengkar.

Hari demi hari mereka lalui untuk bertengkar dan akhirnya, mereka menyadari bahwa bertengkar itu tidak ada gunanya. Mereka berjanji agar tidak bertengkar lagi. Akhirnya mereka menjadi sahabat.

BACA JUGA  Tashofah Sebagai Ibtida' Mujahadah

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*