Menelisik Kembali Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Al Islam Joresan

Awal Mula

Pondok Pesantren Al-Islam yang berlokasi di Desa Joresan, Kecamatan Mlarak, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur merupakan lembaga pendidikan Islam yang didirikan pada tahun 1966. Pendirian pondok pesantren tersebut merupakan tanggapan terhadap krisis kualitas kehidupan umat Islam di Indonesia pada era 1960-an, khususnya di Ponorogo.

Pada masa itu, terdapat banyak kendala dalam pengembangan kehidupan umat Islam, kaderisasi umat Islam, dan pendidikan anak-anak yang putus sekolah, terutama di daerah pedesaan yang masih menderita kemiskinan dan keterbelakangan. Oleh karena itu, pendirian Pondok Pesantren Al-Islam di Desa Joresan menjadi solusi untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Pondok pesantren ini menjadi tempat bagi para santri untuk mengembangkan kemampuan dan pengetahuan agama Islam serta belajar tentang kehidupan sehari-hari. Selain itu, pondok pesantren juga menyediakan sarana kaderisasi umat Islam yang meliputi pelatihan kepemimpinan, pengembangan karakter, dan keterampilan sosial.

Kehadiran Pondok Pesantren Al-Islam di Desa Joresan, Kecamatan Mlarak, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur telah memberikan kontribusi besar bagi pengembangan kehidupan umat Islam di Indonesia. Dengan cara ini, pondok pesantren menjadi lembaga yang sangat penting dalam menyebarluaskan nilai-nilai Islam dan membantu meningkatkan kualitas kehidupan umat Islam, khususnya di daerah pedesaan.

Pilihan Wong Cilik

Lembaga pendidikan Islam yang berpaham Islam Modernis telah lama berdiri di Ponorogo, namun sayangnya keberadaannya dianggap sebagai tempat menuntut ilmu yang hanya terjangkau oleh kalangan priyayi. Hal ini membuat kaum Wong Cilik merasa kesulitan untuk mengakses pendidikan yang seharusnya mereka dapatkan. Akibatnya, keterbelakangan dan kenihilan ilmu pengetahuan di kalangan masyarakat desa masih terus terjadi.

BACA JUGA  Tak Hanya Membentuk Karakter, Namun Mengajarkan Ta'dzim, Khidmah, dan Penghambaan

Kondisi ini kemudian memunculkan kepedulian dari tokoh masyarakat di Desa Joresan untuk mendirikan lembaga pendidikan Islam yang dapat memberikan akses dan peluang belajar yang lebih terbuka bagi masyarakat. Pendirian Pondok Pesantren Al-Islam di Desa Joresan tidak hanya memberikan akses pendidikan yang lebih luas bagi masyarakat sekitar, tetapi juga menekankan pentingnya nilai-nilai agama dan moral dalam kehidupan sehari-hari.

Sejak didirikan pada tahun 1966, Pondok Pesantren Al-Islam terus berkembang dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat desa sekitar. Lembaga ini tidak hanya memberikan pendidikan agama, tetapi juga memberikan pelatihan keterampilan dan kepemimpinan kepada santri. Dalam hal ini, Pondok Pesantren Al-Islam juga berperan dalam pembentukan kader-kader muda yang mampu memajukan kehidupan masyarakat di daerah pedesaan.

Melalui kehadirannya, Pondok Pesantren Al-Islam di Desa Joresan berhasil memberikan alternatif pendidikan yang lebih terjangkau dan terbuka bagi masyarakat desa yang sebelumnya sulit mengakses pendidikan. Selain itu, lembaga ini juga berhasil membantu memajukan kehidupan umat Islam dan mengatasi keterbelakangan di daerah pedesaan.

Pembahasan Yang Menjadi Cikal Bakal

Sebelum didirikan secara resmi, Pondok Pesantren Al-Islam di Desa Joresan telah melalui beberapa tahap pembahasan dan pertemuan yang dilakukan oleh para tokoh masyarakat dan agama di wilayah Mlarak, Ponorogo, Jawa Timur. Pertemuan tersebut diadakan untuk membahas niat dan tujuan pendirian lembaga pendidikan Islam yang akan memberikan akses pendidikan dan kaderisasi kepada masyarakat desa yang sebelumnya sulit mengakses pendidikan.

Pertemuan pertama diadakan di rumah KH. Hasbullah, salah satu tokoh masyarakat Desa Joresan, pada saat peringatan Haul Almarhum Kyai Muhammad Thoyyib, pendiri Desa Joresan. Sedangkan pertemuan kedua diadakan di rumah salah satu tokoh NU Mlarak KH. Abdul Karim, yang dihadiri oleh sejumlah tokoh masyarakat dan agama, seperti KH. Maghfur Hasbullah, Ahmad Hudlori Ibnu Hajar, H. Farhan Abdul Qodir, Ashmu’i Abdul Qodir, Tumiran Ahmadi, Hirzuddin Hasbullah, Rohmat Asyhur, Royani, dan Muhammad Yasa’.

BACA JUGA  Berkahnya Basmallah Dan Hadiyah Fatihah Seorang Guru

Dalam pertemuan tersebut, para tokoh masyarakat dan agama sepakat untuk mendirikan Pondok Pesantren Al-Islam yang akan memberikan akses pendidikan dan kaderisasi kepada masyarakat desa yang sebelumnya sulit mengakses pendidikan. Berkat ridlo Allah SWT, pada tanggal 12 Muharram 1386 H bertepatan dengan tanggal 2 Mei 1966 M, Pondok Pesantren Al-Islam secara resmi didirikan di Desa Joresan, Kecamatan Mlarak, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur. Sejak itu, Pondok Pesantren Al-Islam terus berkembang dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat desa sekitar.

Madrasah Tsanawiyah Aliyah

Setelah didirikan pada tahun 1966, Pondok Pesantren Al-Islam di Desa Joresan terus mengalami perkembangan dan perubahan. Pada awalnya, lembaga pendidikan ini bernama Madrasah Tsanawiyah Islamiyah. Namun, setelah empat tahun berjalan dan adanya kelas IV, maka nama lembaga pendidikan ini ditambah menjadi Madrasah Tsanawiyah Aliyah “Al-Islam”.

Meskipun awalnya didirikan oleh para ulama NU, Pondok Pesantren Al-Islam tetap terbuka untuk semua golongan. Hal ini menunjukkan bahwa lembaga pendidikan ini tidak hanya menyediakan akses pendidikan bagi masyarakat desa yang sebelumnya sulit mengakses pendidikan, tetapi juga menunjukkan inklusivitas dan kesetaraan dalam pendidikan.

Seiring berjalannya waktu, Pondok Pesantren Al-Islam terus berkembang dan mengalami perubahan. Saat ini, Pondok Pesantren Al-Islam telah menjadi salah satu lembaga pendidikan Islam yang terkenal dan diakui di wilayah Mlarak, Ponorogo, Jawa Timur. Lembaga pendidikan ini tidak hanya memberikan akses pendidikan, tetapi juga memberikan pelatihan-pelatihan dan pembinaan-pembinaan keagamaan, seperti pengajian, shalat berjamaah, dan lain sebagainya. Pondok Pesantren Al-Islam juga menjadi pusat kaderisasi dan penyebaran dakwah Islam di wilayah Mlarak dan sekitarnya.

Dukungan MWC-NU Mlarak

Kepedulian ulama yang tergabung dalam Majlis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWC-NU) Kecamatan Mlarak untuk melestarikan kelangsungan Pondok Pesantren Al-Islam di atas menjadi sangat penting mengingat semakin berkembangnya siswa/siswi dan kesibukan para tokoh pendirinya. KH. Imam Syafa’at dari Desa Gandu Kecamatan Mlarak Kabupaten Ponorogo pun terpilih sebagai ketua MWC-NU untuk memimpin langkah tersebut.

BACA JUGA  Kenapa Di ASLAM Tidak Ada Sekretaris Dan Bendahara Bagian? Ini Alasannya

Dengan adanya dukungan dari MWC-NU Kecamatan Mlarak, Pondok Pesantren Al-Islam semakin berkembang pesat dan berhasil mencetak banyak alumni yang sukses di berbagai bidang, baik dalam ilmu agama maupun ilmu dunia. Banyak dari alumni Pondok Pesantren Al-Islam yang kemudian melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, seperti perguruan tinggi dan menjadi ustadz/ustadzah yang mengajarkan agama Islam kepada masyarakat.

Dalam konteks pendidikan di Indonesia, Pondok Pesantren Al-Islam menjadi salah satu contoh lembaga pendidikan yang berperan penting dalam memajukan pendidikan Islam di daerah pedesaan. Lembaga pendidikan ini berhasil memberikan akses pendidikan kepada masyarakat yang sebelumnya sulit mengaksesnya, dan juga memberikan pelatihan-pelatihan dan pembinaan-pembinaan keagamaan. Pondok Pesantren Al-Islam juga terus berinovasi dan beradaptasi dengan perkembangan zaman, sehingga mampu memenuhi kebutuhan pendidikan dan keagamaan masyarakat di era modern saat ini.

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*