
“Allaahu akbar…. Allaahu akbar…. Allaahu akbar….,” Ustadz Usman Yudi, M.Pd.I. menyerukan takbir diikuti oleh seluruh santri. Yang menandakan secara simbolik Apel Tahunan dan rangkaian acara Pekan Perkenalan secara resmi telah dibuka. Agenda tahunan yang begitu penting dan menjadi sunnah Pondok yang harus dilaksanakan. Seluruh santri wajib hadir dan mengikuti acara ini. Bahkan seluruh asatidz pun mengusahakan untuk bisa hadir pula dan acara ini. Yang merasa alumni pasti tahu, bahwa baik apel tahunan dan Pekan Perkenalan adalah sama-sama wajibnya dan harus hadirnya. Kalau tidak? Ya, siap-siap saja sanksi diberikan. Hehehe.
Tak terpisahkan, antara apel tahunan dan pekan perkenalan. Bagaimana dua sisi koin yang satu sama lainnya senantiasa menyatu. Apel tahunan laksana pembuka dan intinya ada di Pekan Perkenalan. Jadi tak mungkin mengikuti salah satunya, atau bahkan meninggalkan keduanya.
Mengapa? Kegiatan ini dijadikan sebagai salah satu basic peletakan panca jiwa dan panca tujuan Pondok Pesantren Al-Islam. Pasalnya, rangkaian acara ini akan dilanjutkan dengan Pekan Perkenalan. Serangkaian acara yang dimaksudkan oleh para pendiri, untuk mengenalkan seluruh santri baru akan visi, misi dan orientasi Pondok. Sebagai recharge untuk santri lama dan sebagai tadzkirah bagi asatidz. Penting! Itu kedudukan acara ini. Dari sinilah jiwa santri dan mindsetnya dibangun. Bagaimana santri akan mengenal dan tahu pondoknya, ya dimulai dari sini.
Ah, apa ya seserem itu acaranya? Jawabannya, “tidak”. Justru dari rangkaian acara Pekan Perkenalan, ada banyak sekali penampilan santri di sana. Menampilkan aneka kebolehan yang terkadang unik. Beberapa di antaranya seperti limbukan (degelan ala wayang), tari daerah, drama, tari atau band. Semuanya ada di sana.
Jika ada 60 konsulat dan semua konsulat diwajibkan menampilkan satu kebolehan, berarti ada 60 penampilan santri di sana. Jumlah yang sangat banyak. Belum lagi jika asatidz juga ikut tampil. Seperti Bayangan Kawak Band. Grup band kawakan lokal Pondok yang cukup dikenal di kalangan santri sendiri. Hehehe. Yah, cukup menghibur dan member semangat santri. Namun,tentu tak semuanya diisi dengan hiburan. Ada saat-saat serius yang diisi para pimpinan dan beberapa pihak yang kompeten dalam materi tertentu.
Mengejutkan dan bersyukur, tatkala menyadari bahwa secara keseluruhan santri baru saja ternyata berasal dari 19 Propinsi. Jumlah yang tidak sedikit mengingat bahwa jumlah provinsi Indonesia sendiri ada 34 provinsi. Separuh lebih wilayah Indonesia telah mengirimkan putra putrid untuk belajar di Al-Islam. Pertanda, sebagian besar santri kita sudah mondominasi wilayah di Indonesia. Mulai dari wilayah bagian barat Indonesia dan wilayah timur Indonesia. Dari Sumatera hingga Irian Jaya. Fakta yang menunjukkan bahwa Pondok Pesantren Al-Islam juga sudah merata dan dikenal di Nusantara. Adalah hal yang layak disyukuri, mengingat Pondok Pesantren Al-Islam adalah pondok yang awalnya dulu madrasah, dan tak seorang pun mengaku punya pondok ini.
Mengakhiri ulasan topik ini, hanya bisa bersyukur. Semoga Allah memberikan hidayah dan kekuatan bagi seluruh komponena ma’had untuk menjalankan amanah santri yang kini lebih dari 2300 santri. Memberikan pelayanan terbaik bagi umat dan memberikan manfaat lebih banyak. Amiiin.
Leave a Reply