Dasar Pilihan
Wali santri yang saat ini sedang mencari sekolahan atau lembaga pendidikan untuk mendaftarkan putra-putrinya tentu membutuhkan sebuah pertimbangan yang kuat. Entah itu berkaitan dengan sistem kelembagaan, asas pendidikan, administrasi, maupun pertimbangan yang lain.
Alhamdulillah Pondok Pesantren Al Islam sampai saat ini menyediakan beberapa solusi-solusi. Salah satu solusinya adalah menyediakan asrama bagi santri-santri yang melanjutkan pendidikannya di sana. Sehingga orang tua bisa lebih lega dengan adanya pembiasan-pembiasaan yang ada di asrama dalam kesehariannya.
Dan bagi Wali santri yang masih bingung sebaiknya putra-putrinya berangkat dari rumah atau harus mungkin di asrama berikut ini adalah beberapa pertimbangan;
Sedikit Perbedaan
Diantara perbedaan yang mencolok antara asrama maupun laju adalah adanya pembiasaan-pembiasaan yang ada di asrama. Pembiasan yang dimaksud adalah kegiatan-kegiatan yang sifatnya dilaksanakan sehari-hari dan ini memungkinkan menjadikan tradisi serta karakter anak jauh lebih tertata daripada di rumah. Meskipun mungkin saja di asrama juga ada beberapa gangguan yang bisa saja terjadi, namun lingkungan yang tercipta di asrama akan mungkin bisa menekan dan meminimalisir adanya gangguan-gangguan tersebut. Begitu gangguan yang berasal dari teman-teman sebayanya atau mungkin juga dari pikiran dirinya sendiri.
Ketika santri berangkat dari rumah maka yang harus aktif memberikan pengawasan dan juga pengarahan serta pembiasaan adalah wali santri dirinya sendiri. Bagi Wali santri yang memang memiliki kompetensi, waktu tenaga, dan pikiran yang memang dengan sengaja dicurahkan untuk memberikan pembiasaan dan pendidikan kepada putra-putrinya tentu ini sangatlah baik. Namun bagi Wali santri yang mungkin kebetulan sering keluar kota atau bahkan bekerja di luar kota, sedangkan putra-putrinya dititipkan kepada kakek atau neneknya, maka alangkah baiknya Jika memungkinkan untuk di asramakan saja.
Pentingnya Pembiasaan
Kenapa pembiasaan perilaku begitu baik bagi seorang santri?
The Power of Habit adalah sebuah karya yang menguraikan kekuatan HABITS dan bagaimana cara mengembangkan GOOD HABITS. Pada akhirnya, nasib seseorang itu begitu ditentukan dan terbentuk oleh serangkaian perilaku (behavior) yang dilakukan dan diulang dalam keseharian. Dan perilaku (behavior) yang muncul akan ditentukan oleh habit seseorang.
Pembiasaan perilaku pada dasarnya adalah kegiatan yang dilakukan berulang-ulang dan setiap hari dilakukan. Dari ini silah nanti diharapkan karakter santri terbentuk. Dengan karakter yang terbentuk lama maka kelamaan ini nanti akan mempengaruhi pikiran dan jiwanya. Tentu dengan karakter yang baik dan pikiran serta jiwa yang baik, seorang santri akan tumbuh menjadi orang-orang yang bisa memberikan manfaat lebih banyak kepada sesamanya.
Bahkan beberapa ahli hipnoterapi menyebutkan bahwa dari kebiasaan-kebiasaan kecil terbentuklah karakter seseorang. Dari karakter inilah terbentuk sikap serta perilaku. Dari karakter sikap dan perilaku inilah kemudian seseorang bisa berubah nasibnya.
Ini bukan berarti sebuah statement yang benar-benar menentukan nasib seseorang. Akan tetapi hal ini dimaksudkan bahwa proses kebaikan masa depan seseorang itu juga terkadang dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya sikap serta pembiasaan yang dilakukan dalam waktu yang lama. Maka penting adanya bagi seorang wali santri untuk menyediakan lingkungan yang kondusif dan positif kepada putra-putrinya selama masa belajar.
Labilnya Kejiwaan
Apalagi mengingat bahwa masa-masa anak di usia sekolah menengah pertama atau Madrasah Tsanawiyah, kejiwaannya masih labil. Karena kondisinya yang labil maka anak-anak usia ini butuh pendampingan yang lebih. Butuh pengarahan yang lebih. Butuh perhatian sehingga anak-anak ini bisa berkembang baik di bawah kasih sayang orang tua dan guru-gurunya.
Karenanya bagi Wali santri yang memang belum memungkinkan waktunya untuk mengawasi mendidik secara penuh putra-putrinya, maka salah satu solusinya adalah dengan mengasramakannya di pondok pesantren Al Islam. Setidaknya santri ketika berada di asrama maka dia akan dibiasakan (yang paling penting) diantaranya adalah shalat berjamaah. Salat jamaah tidak hanya membiasakan seseorang untuk disiplin waktu, namun membiasakan diri untuk senang terhadap kebersihan, membiasakan diri senantiasa merasa butuh dan terhubung dengan Allah, membiasakan untuk senantiasa berbau secara sosial, dan masih banyak manfaat lainnya. Tentunya ini di kebanyakan lingkungan tidak bisa ditemukan ketika seorang santri berada di rumah.
Lingkungan Positif
Sebenarnya asrama adalah tempat di mana karakter-karakter santri bisa dimungkinkan untuk tumbuh lebih baik. Lingkungan yang sudah terbentuk akan menciptakan tradisi dan iklim pendidikan yang baik. Tradisi baik yang dilakukan bersama-sama akan mampu memberikan kemudahan lebih kepada seorang santri untuk menjalankannya meskipun mungkin selama di rumah belum pernah melakukan pembiasaan itu. Tradisi baik harus diproses dalam waktu yang cukup lama agar benar-benar tertanam dalam jiwa dan hati santri. Karenanya pendidikan di asrama merupakan salah satu solusi serta anjuran bagi Wali santri yang memang menghendaki putra-putrinya bisa belajar lebih banyak. Akan tetapi jika di rumah Wali santri telah berhasil menciptakan lingkungan yang baik dan pembiasaan yang mantap kepada putra-putrinya, tentu ini juga merupakan hal yang sangat bagus dan juga dianjurkan untuk dilanjutkan ikhtiarnya.
Yang Terbaik
Mana yang terbaik? Yang terbaik adalah senantiasa memberikan pendidikan dan pembelajaran yang terbaik bagi putra-putri. Tidak peduli tempatnya di mana atau siapa yang memberikan pendidikannya. Asal pendidikan itu baik dan memberikan pengaruh serta dampak positif kepada jiwa dan pikiran anak, maka tentulah itu yang baik. Dengan kontinuitas dan istiqomah dalam mendidik dan mengarahkan maka insya Allah santri-santri akan bisa bertumbuh dengan baik dan jauh lebih baik lagi.
Leave a Reply