Pondok Pesantren Al-Islam memiliki tradisi yang dijalankan hampir di awal setiap acara dan kegiatan, yaitu tahlil bersama dan memberikan hadiyah fatihah kepada para pendiri dan masyayikh. Hal ini dilakukan untuk mengingat kembali cita-cita dan khittah yang telah ditanamkan sejak awal pendirian pesantren, serta menghargai jasa para pendiri.
Selain itu, tradisi ini juga bertujuan untuk membentuk sikap hati-hati dalam mengelola pesantren, mengurangi sifat sombong, dan menyadarkan bahwa semua yang dilakukan hanya sebagai pengemban amanah bukan sebagai pemilik. Hal ini diharapkan dapat mendorong setiap santri dan elemen yang ada untuk senantiasa mendoakan para pendiri yang telah berjasa.
Melalui tradisi tahlil bersama ini, Pondok Pesantren Al-Islam menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan, rasa syukur, dan penghormatan terhadap para pendiri dan masyayikh. Hal ini tentunya dapat memperkuat semangat dan komitmen para santri dan pengelola untuk menjaga dan memajukan pesantren sesuai dengan visi dan misi yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, tradisi tahlil bersama ini menjadi salah satu aspek yang sangat penting dalam kehidupan di Pondok Pesantren Al-Islam.
Mengingat jasa para pendiri Pondok Pesantren Al-Islam melalui tradisi tahlil bersama dan memberikan hadiyah fatihah bukan hanya membantu memunculkan rasa hormat dan penghargaan terhadap jasa para pendiri, tetapi juga dapat membentuk sikap tawadhu dan hati-hati dalam mengelola pesantren.
Dengan terus mengingat jasa para pendiri, para pengelola akan semakin sadar akan tanggung jawab yang diemban dan mampu menambah sifat rendah hati dan santun karena merasa hanya sebatas pengemban amanah. Santri pun juga akan merasa lebih semangat demi mendapatkan ilmu yang lebih berkah dan merasa perlu untuk terus tabarrukan kepada para pendiri. Selain itu, tradisi ini dapat membangkitkan semangat untuk terus memperbaiki dan mengembangkan Pondok Pesantren Al-Islam secara berkelanjutan, sesuai dengan visi dan misi yang telah ditetapkan.
Sikap tawadhu juga sangat penting dalam mengelola pesantren, karena akan membantu para pengelola dan santri untuk tetap rendah hati dan tidak mudah tergoda oleh kesuksesan atau keberhasilan yang telah diraih. Dalam konteks Pondok Pesantren Al-Islam, sikap tawadhu ini dapat membantu menghindari ambisi untuk mengubah atau merubah esensi dari pesantren yang telah dibangun oleh para pendiri.
Selain itu, sikap hati-hati dalam mengelola pesantren juga sangat penting, mengingat pesantren bukan hanya sekadar tempat belajar, tetapi juga tempat ibadah dan pengembangan akhlak. Dengan hati-hati dalam mengelola pesantren, para pengelola dapat memastikan bahwa segala kegiatan dan pengelolaan pesantren dilakukan dengan penuh tanggung jawab dan sesuai dengan khittah yang seharusnya.
Akhirnya, mengingat jasa para pendiri Pondok Pesantren Al-Islam melalui tradisi tahlil bersama dan memberikan hadiyah fatihah dapat membantu membentuk sikap tawadhu dan hati-hati dalam mengelola pesantren. Dengan begitu, pesantren dapat terus berkembang dan memajukan pendidikan Islam, sekaligus menghormati jasa para pendiri dan masyayikh yang telah membangun pondok pesantren.
Kagem sedaya para masyayikh, lahum al-Faatihah…
Leave a Reply